Latar Belakang
Pada tahun 1999, MASTEL menerbitkan buku laporan Pokja Pemerataan Akses dan
Multimedia, dimana dalam laporan tersebut MASTEL memperkenalkan konsep Community Teleservice
Center yang diterjemahkan menjadi Balai Informasi Masyarakat. Setelah selama
kurang lebih 2 tahun berjuang untuk memperoleh dukungan dari Pemerintah agar
dapat menjalankan konsep ini, MASTEL
ternyata tidak memperoleh hasil. Maka pada tahun 2001 Anggota MASTEL dalam
Rapat Kerja tahun 2001 meminta agar Pengurus MASTEL melaksanakan sendiri sebuah
proyek percontohan BIM versi MASTEL, untuk membuktikan bahwa konsep BIM ini
dapat dijalankan dengan misi memberdayakan masyarakat, utamanya pedesaan,
sekaligus membuktikan bahwa konsep BIM ini dapat berkelanjutan.
Berikut ini
adalah gambaran tentang proyek percontohan BIM yang sudah dilaksanakan oleh
MASTEL beserta rencana bisnis serta ajakan untuk menjadi “Bapak Angkat” untuk
mengimplementasikan BIM di daerah-daerah lain.
Tahap Persiapan/Studi
1)
Desk study. Melakukan studi perbandingan berdasarkan
referensi dan kepustakaan yang tersedia di website dan pusat-pusat data seperti
BPS.
2)
Survey. Melakukan peninjauan lokasi yang potensial dan
melakukan survey dengan menyebarkan questionnaire kepada penduduk dari 3 desa.
Lokasi yang dipilih adalah:
a.
Desa Cihideung,
Kec. Parongpong, Kab. Bandung.
b.
Desa Kutul
Ciwalengke, Kec. Majalaya, Kab. Bandung.
c.
Desa Kasongan, Kab.
Bantul, DI. Yogyakarta
Selanjutnya
ditentukan bahwa proyek percontohan MASTEL akan dilaksanakan di desa Cihideung.
Daerah-daerah
lain yang berpotensi adalah:
a. Daerah pertanian sayuran di Parongpong, Jawa Bawat
b. Daerah pengusaha tanaman jamur di Lembang
c. Daerah wisata di Sleman, Yogyakarta.
d. Daerah lain yang diusulkan oleh Bapak Angkat.
a. Daerah pertanian sayuran di Parongpong, Jawa Bawat
b. Daerah pengusaha tanaman jamur di Lembang
c. Daerah wisata di Sleman, Yogyakarta.
d. Daerah lain yang diusulkan oleh Bapak Angkat.
3)
Mencari Mitra. Demi mensukseskan konsep BIM MASTEL ini beberapa
pihak saling melakukan pendekatan untuk mencari format kerjasama dalam rangka
mensukseskan implementasi maupun proyek percontohan BIM ini.
Beberapa calon mitra yang pernah berhubungan dengan MASTEL antara lain
adalah:
· PT. Optima Infocitra Universal dan PT. Citra Sari Makmur
untuk pengembangan aplikasi;
· E-comm Unity (Australia) untuk implementasi sistem
manajemen pengembangan masyarakat;
· Warintek BPPT; PT. Kampung Cyber; Agritani (E-Asean) dan
ASPILUKI untuk pengembangan konten.
· Centre for Corporate Leadership (CCL) untuk pengembangan
manajemen BIM.
Selain itu MASTEL juga mempelajari beberapa konsep yang
serupa dengan BIM baik yang telah berhasil, yang tidak berhasil maupun yang
masih berjalan. Beberapa diantaranya adalah: PER-Network; Warintek BPPT; Proyek
Desa Maju RisTI-TELKOM; dan PPUKM dari CCL (Centre for Corporate Leadership)
serta Yayasan Dian Desa Yogyakarta.
Penjajakan kerjasama juga dilakukan dengan
beberapa institusi yang berkompeten untuk mengembangkan konten dan aplikasi
yang nantinya akan digunakan pada BIM. Institusi-institusi tersebut diantaranya
adalah
Dari sekian banyak mitra yang potensial,
sementara ini MASTEL baru menjalin kerjasama dengan :
1. Warintek untuk memperkaya konten dari
BIM.
2. PT. Optima Infocitra Universal untuk
peminjaman hardware dan lokasi awal BIM
3. PT. Telkom, divisi RisTI untuk
penyelenggaraan training pengenalan computer dan internet gratis
4. PT. CSM untuk supervise pelaksanaan proyek
percontohan.
MASTEL
juga menerima sumbangan dari beberapa individual, seperti dari Bapak Teddy
Sukardi yang telah memberikan sumbangan informasi mengenai panduan membuat BIM
yaitu CTC-net.
Tahap Persiapan/Implementasi
1.
Pendekatan dan pengenalan
konsep BIM kepada target pengguna
Setelah melakukan identifikasi para tokoh
maka dilakukan pendekatan kepada para tokoh
yang dilakukan oleh Project Manager MASTEL, Sdr. Taru J. Wisnu. Para
tokoh terdiri dari: pionir (Bapak Ganda), ketua kelompok tani dan pengurus
kelompok tani. Kelompok Tani yang dituju menjadi mitra adalah Kelompok Tani
Giri Mekar (KTGM) yang merupakan kelompok petani tanaman hias beranggotakan 44
orang.
Proses pengenalan konsep (sosialisasi) Balai Informasi Masyarakat kepada
masyarakat Ds. Cihideung yang diwakili oleh KTGM dilakukan dalam
pertemuan-pertemuan Kelompok Tani yang dilakukan setiap hari Senin malam.
Manajer Proyek melakukan pengenalan konsep ini hingga mendemonstrasikan manfaat
dari penggunaan computer dan internet selama kurang lebih 2 bulan. Pada
kesempatan tersebut masyarakat secara perlahan-lahan diajak untuk membentuk BIM
milik Kelompok Tani.
Anggota Kelompok Tani kelihatan sangat
antusias setelah mengetahui manfaat dari teknologi komputer dan adanya BIM ini.
Kendala awal yang dihadapi adalah minimnya pengetahuan masyarakat tentang
teknologi komputer (yang secara berlawanan ternyata malah mempermudah
sosialisasi teknologi komputer karena ketika diberikan contoh secara praktek,
maka terlihat antusiasme masyarakat terhadap bentuk teknologi yang selama ini
hanya ada dalam mimpi mereka).
Kendala lain adalah kurangnya dukungan dari Kepala Desa atau Lurah desa
Cihideung. Demikian juga sifat masyarakat yang terbiasa mengharapkan bantuan
dari pemerintah sehingga berulang kali harus dijelaskan bahwa konsep BIM ini
bukanlah bentuk bantuan materi dari pemerintah, akan tetapi konsep pemberdayaan
masyarakat dengan teknologi telematika yang diupayakan oleh masyarakat untuk
kemajuan masyarakat.
2.
Panitia pembentukan BIM.
Langkah selanjutnya adalah membentuk panitia pembentukan BIM yang terdiri
dari para pengurus KTGM dan manager proyek BIM dari MASTEL. Para pengurus KTGM
ini akhirnya menugaskan 3 orang anggotanya yaitu Sdr. Adil Hendra, Sdr. Didit
Wardiat dan Sdr. Asep untuk mempersiapkan hal-hal yang diperlukan dalam
pembentukan BIM termasuk menghubungi pihak pemerintahan setempat.
Untuk memperkuat kepanitiaan pembentukan BIM, maka dibuatlah struktur
organisasi BIM. Disepakati bahwa BIM berada dibawah pengawasan KTGM dan MASTEL
secara bersamaan dan dijalankan operasionalnya oleh 3 orang yang sudah ditunjuk
sebelumnya yang selanjutnya disebut sebagai pengelola BIM dan didampingi oleh
Manager Proyek BIM-MASTEL
Pihak BIM juga mendatangi
kantor-kantor dinas terkait seperti Dinas Pariwisata, Dinas Pertanian dan Dinas
Perindustrian dan Penanaman Modal serta Kantor Pusat Informasi Daerah Kab.
Bandung untuk meminta dukungan dan partisipasi dari dinas-dinas tersebut dalam
pengoperasian BIM, akan tetapi belum didapati bentuk dukungan yang tepat
sehingga Dinas-Dinas tersebut baru bisa mendukung secara moril. Paling tidak
pihak Kab. Bandung dan Dinas-Dinas terkait sudah mengetahui keberadaan BIM-MASTEL
di Cihideung.
3.
Persiapan lokasi.
Secara kebetulan di desa Cihideung terdapat sebuah bangunan yang dulunya
berfungsi sebagai Tourist Information Center. Berhubung lokasi ini tidak
dipakai, maka diputuskan oleh masyarakat desa setempat bahwa lokasi ini menjadi
tempat sementara BIM MASTEL di desa Cihideung.
MASTEL selanjutnya membantu perbaikan TIC
untuk bisa segera dijadikan tempat BIM. Tempat yang berlokasi strategis di
pinggir jalan utama Ds. Cihideung ini sudah memiliki sambungan listrik sendiri
sehingga bisa menghindari konflik pembengkakan pembayaran listrik. Sayangnya
TIC tidak memiliki sambungan telepon yang akan diperlukan untuk sambungan ke
internet. Hal ini diatasi dengan membuat sambungan pararel dari rumah salah
seorang anggota KTGM dan untuk koneksi ke internet menggunakan telkomnet instan
yang bisa terdeteksi biaya penggunaanya pada rekening pembayaran telepon setiap
bulan.
4.
Penyiapan perangkat keras dan lunak.
Mengingat bahwa BIM konsep MASTEL ini adalah bukan bantuan pemerintah, maka
semua peralatan harus diusahakan oleh masyarakat desa sendiri.
Pengadaan komputer sudah mulai diusahakan, akan tetapi karena keterbatasan
dana yang dimiliki oleh KTGM, disamping juga tidak ada yang bersedia untuk
berinvestasi di BIM baik secara pribadi ataupun unit usaha, maka diupayakan
untuk mencari pinjaman komputer sementara yang minimal bisa digunakan untuk
melatih pengelola BIM dalam mengoperasikan komputer. Pihak MASTEL menawarkan
bantuan berupa pinjaman modal untuk membeli komputer dan pembayarannya harus
dicicil kepada pihak MASTEL. Pihak KTGM menyetujui usulan ini dan bersedia
bertanggung jawab untuk mencicil komputer serta printer tersebut. Saat ini
masyarakat juga telah melunasi semua cicilan tersebut termasuk
satu perangkat printer bekas.
Dalam hal dukungan untuk memperoleh bantuan, pihak pihak kecamatan dan
Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) dari Dinas Pertanian yang sangat mendukung dan
siap membantu untuk urusan perijinan dan hal-hal yang berhubungan dengan
kedinasan, meskipun tidak menjanjikan pengadaan perangkat keras.
Perangkat lunak yang digunakan untuk sementara ini adalah sitem operasi MS
Windows dengan konten menggunakan CD Rom dari Warintek BPPT, Infobunga.com
serta bahan-bahan dari UNPAD Bandung.
Saat ini kami memperoleh berita lisan bahwa
BIM milik KTGM akan memperoleh bantuan dari program Warintek untuk menambah
perangkat keras dan perangkat lunaknya dan akan direalisasikan pada bulan Juli
2003 nanti.
Pemetaan Unsur-Unsur Masyarakat
Pada bulan Maret dan April 2002, dilakukan pemetaan unsur-unsur masyarakat
yang bisa dilibatkan dalam pembentukan BIM. Kelompok-kelompok masyarakat yang
diperkirakan dapat terlibat diantaranya adalah:
1.
Anggota KTGM
2.
Siswa Sekolah SMP
dan SMU
3.
Guru-guru sekolah
4.
Remaja Desa
Cihideung
5.
Pemilik rental
komputer
6.
PT Telkom
7.
Perusahaan ISP
8.
Infobunga.com
9.
Pemerintah Daerah
setempat.
Pada kenyataanya tidak semua kelompok masyarakat yang dapat membantu atau
terlibat dalam pengembangan BIM ini.
Pemetaan lain yang dilakukan adalah menyangkut kebutuhan konten dan
aplikasi yang tepat untuk masyarakat. Pada saat itu didapati bahwa konten dan
aplikasi yang dibutuhkan umumnya berkisar pada:
·
Informasi
perkembangan harga pasar komoditi produk desa (tanaman hias)
·
Informasi
perkembangan harga bahan baku dan bahan penolong
·
Jaringan informasi
pasar (kota-kota terdekat, lingkup nasional dan ekspor)
·
Akunting untuk UKM
·
Sumber pengetahuan
dan teknologi produk tanaman hias
·
Pelatihan
keterampilan
·
Iklan dan
pemasaran
·
Penyuluhan-penyuluhan
baik teknologi dan management pertanian
·
Penelitian produk
dan peningkatan mutu produk
·
Pengembangan pasar
dan peluang usaha
·
Prasarana
pemberdayaan lainnya terutama kesehatan, pendidikan dan keagamaan.
Sampai saat ini masih sedikit dari konten dan aplikasi tersebut yang bisa
didapatkan. Hal ini disebabkan minimnya sumber informasi yang tersedia. Salah
satu yang akhirnya bisa membantu adalah PT. Infobunga.com yang mengelola
website khusus tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan tanaman hias.
Uji Coba Penggunaan BIM oleh Masyarakat
Pihak MASTEL telah mempersiapkan
bantuan pengadaan satu komputer baru ditambah satu komputer bekas yang masih
berfungsi dengan harga yang memungkinkan untuk dijangkau oleh pihak KTGM. Pada
akhir bulan Juni komputer ini sudah tersedia dan bisa digunakan untuk melatih
pengelola BIM dalam mengoperasikan komputer. Rencana strategi yang diterapkan
adalah nantinya ketiga orang yang dilatih pertama ini harus melatih pengguna
BIM yang lain dan dalam menggunakan komputer tersebut akan dipungut bayaran
sebesar Rp. 1500 per jam. Ini adalah pendapatan pertama dari BIM. Pola training for trainee ini terlihat
berjalan dengan baik karena hanya dalam waktu satu bulan selanjutnya sudah ada
4 orang lagi yang mulai belajar menggunakan komputer. Pada saat itu komputer
tersebut belum bisa terkoneksi dengan internet karena buruknya jaringan telepon
yang tersedia, meskipun sudah ada modem.
Komputer ini mulai digunakan untuk membuat database
anggota KTGM dan juga membuat kartu anggota KTGM. Hal ini sangat menarik
perhatian karena sudah 2 tahun KTGM ingin memiliki kartu anggota dan baru saat
ini bisa terealisasi.
Selanjutnya dilakukan uji coba pengoperasian BIM di tempat BIM yang baru
yaitu di gedung bekas TIC. Uji coba berjalan dengan baik dan berhasil melakukan
sambungan dengan internet dan mengirim email. Inilah kali pertama BIM Cihideung
mengirim email dan kali pertama juga bagi petani tanaman hias di Cihideung
berkirim email.
Pengoperasian BIM
Mulai bulan Juli BIM sudah mulai beroperasi dengan cukup baik.
BIM dibuka untuk umum sebanyak dua kali seminggu pada hari Sabtu dan Selasa
mulai pukul 09:00 sampai pukul 17:00. BIM juga merekrut tiga orang lagi yang
akan dijadikan staff BIM. Hal ini perlu dilakukan karena tiga orang pengelola
BIM yang sebelumnya ternyata tidak bisa menyediakan waktu untuk menjaga BIM
dikarenakan kesibukan mereka dalam memelihara tanaman mereka, akan tetapi
ketiga pengelola ini tetap memantau kegiatan BIM secara bergantian. Ketiga staf
BIM yang baru ini adalah anak-anak dari anggota KTGM yang merupakan murid-murid
pertama dari pengelola BIM dan kesemuanya wanita. Mereka terdiri dari : Sdr.
Keni, Sdr. Fitri dan Sdr. Nur. Kegiatan BIM pada saat ini adalah latihan
komputer untuk anak-anak muda di Cihideung, akan tetapi kurang berjalan lancar
karena pengetahuan komputer yang minim sekali.
Pada
tanggal 22 Agustus 2002 BIM Cihideung diluncurkan secara resmi oleh Bupati Kab.
Bandung yang
diwakili oleh Kepala Biro Pusat Informasi Daerah (Bpk. Ajat Sudrajat). Acara
yang bersamaan dengan pesta daerah masyarakat Cihideung dalam rangka merayakan
HUT Kemerdekaan RI ini dihadiri oleh banyak pihak
diantaranya adalah Kepala Dinas Pariwisata Kab. Bandung , Kepala Dinas Pertanian, Kepala BPID,
pihak BRI kec. Parongpong, PT Telkom, Div. RisTI Telkom, Perwakilan dari Kontak
Tani dan Nelayan Andalan (KTNA), wakil dari Kementrian Kominfo dan lain-lain.
Dari pihak MASTEL, hadir Bp. Philips Kembaren (Ketua MASTEL) dan Ibu Nies
Purwati (Sekjen MASTEL). Dalam acara peresmian ini dilakukan penandatanganan
nota kerjasama antara MASTEL dan KTGM untuk pengelolaan BIM-MASTEL di
Cihideung.
Setelah acara peresmian, ternyata pihak
KTNA (Kontak Tani dan Nelayan Andalan) tertarik untuk mengimplementasikan
konsep BIM bagi KTNA, akan tetapi karena keterbatasan SDM maka hal ini belum
bisa dilakukan.
Pelatihan
Dasar Komputer.
BIM mendapat bantuan kerjasama dari
Div. RisTI Telkom untuk melatih kelompok murid dan guru untuk pengenalan dasar
komputer. Calon peserta pelatihan ini dipilih dari berbagi unsur masyarakat
terutama guru dan murid sekolah yang nantinya diproyeksikan supaya dapat
mengaktifkan majalah dinding di sekolah dengan menggunakan fasilitas yang
disediakan di BIM. Rencana ini terus dimatangkan dan dilaksanakan pada bulan
Oktober – November 2002.
Perjanjian kerjasama ditandatangani
oleh Bp. Taufik Hasan (KaDiv RisTI-Telkom) dan Bp. Philips Kembaren (Ketua
MASTEL). Perjanjian ini mencakup pelatihan dasar komputer untuk 20 orang yang
dibagi menjadi 2 gelombang. Pelatihan ini berlangsung selama 5 minggu dan
diikuti oleh 10 orang untuk gelombang pertama yang terdiri dari pengelola BIM,
siswa SMA, guru SMP dan petani tanaman hias. Modul pelatihan yang diberikan
berupa :
·
Pengenalan Komputer (Hardware dan
Software)
·
Word Processor
·
Spread Sheet
·
Email dan Internet
·
Pembuatan brosur dan buletin.
Salah satu hasil dari pelatihan ini adalah terbitnya edisi
perdana dari “Buletin BIM” yang berisi informasi-informasi seputar tanaman
hias, dan Cihideung. (Lampiran) dan juga pengaktifan majalah dinding BIM
Pada bulan September para pemuda dan
pemudi di Ds. Cihideung membentuk suatu perkumpulan yang dinamakan Ikatan
Pemuda Pemudi Pertanian (IP3) Panyairan. Kelompok ini selanjutnya dilibatkan
dalam pengembangan BIM. Beberapa anggota IP3 diikutsertakan dalam program
pelatihan dasar komputer MASTEL-RisTI Telkom dan diharapkan mereka bisa
memberikan pelatihan lagi untuk teman-temannya yang lain dalam menggunakan
komputer termasuk email dan internet. Keterlibatan ini ternyata cukup mendorong
aktifitas BIM karena biasanya para orang tua yang umumnya tidak sempat datang
ke BIM bisa menyuruh anaknya untuk datang ke BIM dan menggunakan fasilitas BIM
untuk misalnya membuat surat
atau brosur.
Pada
saat ini BIM sudah mulai dibuka sebanyak 3 kali seminggu yaitu pada hari Sabtu,
Minggu dan Selasa. Selain itu juga BIM sudah mulai menggunakan aplikasi khusus
berupa aplikasi akunting sederhana yang merupakan keluaran dari elexcomputindo
(PT. Gramedia). Software ini dibeli dengan harga Rp. 60,000 dari toko buku
Gramedia.
Keanggotaan BIM
Pada
bulan November keanggotaan BIM mulai dibuka dan anggota mula-mula berjumlah 5
orang dengan persyaratan membayar iuran per bulan sebanyak Rp. 10,000.
Keuntungan dari keanggotaan ini adalah mendapatkan alamat email, diskon
penggunaan komputer dan mendapatkan satu folder di komputer BIM. Saat ini
anggota BIM sudah mencapai 12 orang
dengan pengguna aktif sebanyak 20
orang. Diharapkan kedepannya keanggotaan BIM akan semakin bertambah lagi.
Pada
bulan November ini juga mulai dihitung pemasukan untuk BIM dan BIM sudah bisa
membiayai dirinya sendiri untuk pemakaian listrik dan pengadaan Buletin BIM.
Selanjutnya sudah mulai bisa dilakukan revisi bisnis plan dari BIM. Hal lain adalah kesanggupan pihak KTGM untuk
mulai mencicil pembayaran komputer dan printer mulai bulan Desember 2002.
Buletin BIM
Buletin BIM edisi perdana beredar pada
bulan November dengan jumlah halaman sebanyak 8 halaman dan berisi ertikel
tulisan dari anggota BIM, artikel tentang tanaman hias dan juga berita-berita
seputar masyarakat Cihideung. Pada bulan Desember beredar edisi kedua Buletin
BIM yang merupakan edisi khusus Lebaran. Pada edisi ini ditawarkan kepada
masyarakat untuk mengucapkan selamat Idul Fitri melalui media Buletin BIM
dengan membayar. Sisi baik dari hal ini selain menjadi pemasukan untuk BIM,
adalah juga melatih masyarakat untuk mau beriklan dengan media cetak.
Diharapkan kedepannya nanti masyarakat juga mau beriklan melalui media
internet.
Buletin
BIM beredar sebanyak 100 eksemplar dengan cakupan Desa Cihideung dan sekitarnya
serta dinas-dinas di Kec. Parongpong dan Kab. Bandung .
Produk – Produk BIM
·
Persewaan Komputer
·
Pengeprinan
·
Email
·
Pusat Informasi (pertanian, kesehatan,
pendidikan, dll)
·
Akunting sederhana
·
Buletin BIM
·
Majalah Dinding
·
Konsultansi pembuatan proposal
·
Pembuatan brosur produk
Analisa Sementara untuk Proyek Percontohan BIM di
Cihideung
a. Kekuatan
·
Kelompok Tani Giri Mekar (KTGM).
Keberadaan kelompok ini, yang berjumlah 44 orang, mau tidak mau sudah menjadi
calon pengguna potensial untuk BIM Cihideung. Apalagi jika ditambah dengan
anak-anak dari anggota kelompok. Hal ini paling tidak bisa menjadi jaminan
bahwa BIM akan ada yang menggunakan.
·
Infrastruktur telekomunikasi yang
tersedia di Cihideung sebenarnya sudah cukup memadai, hal ini ditambah dengan
jarak ke ISP terdekat yang terhitung masih dalam hitungan pulsa telepon lokal.
·
Keterbukaan dan atusiasme masyarakat
untuk menerima teknologi telematika menjadikan sosialisasi tidak terlalu sulit.
·
Dukungan moril dari dinas-dinas di Kab.
Bandung ,
seperti: Dinas Pariwisata, Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian dan Penanaman
Modal, BPID.
b. Kelemahan
·
Tingkat pendidikan yang relatif rendah
menjadikan sulitnya mendapati orang yang cukup memadai untuk dijadikan
pengelola BIM.
·
Budaya menerima bantuan dari pemerintah
yang sudah mendarah daging menimbulkan rasa saling curiga diantara masyarakat,
jangan-jangan mereka tidak kebagian bantuan.
·
Efek buruknya adalah masyarakat sulit
untuk berkorban mengeluarkan dana bagi kemajuan mereka jika mereka tidak
melihat langsung hasilnya.
·
Pihak Kepala Desa yang kurang mendukung
program BIM membuat BIM kurang mendapat
perhatian.
c.
Peluang
·
Calon pengguna yang luas menjadikan BIM
dari sisi calon pengguna cukup menjanjikan untuk dikembangkan.
·
Bentuk kegiatan ekonomi masyarakat yang
homogen (petani tanaman hias) menjadikan BIM bisa lebih fokus mengembangkan
layanan-layanannya.
·
Kondisi masyarakat yang terlihat ingin
maju (terutama pemuda-pemudanya) bisa dijadikan penggerak untuk kemajuan BIM
selanjutnya.
d. Ancaman
·
Sering sekali terjadi konflik sosial di
segala lini masyarakat. Sifat iri dan merasa tidak diperhatikan serta
penempatan strata dalam masyarakat dimana seseorang merasa lebih terhormat dari
yang lainnya dapat menjadi ancaman yang membuat orang bisa segan datang ke BIM.
·
Status kepemilikan tanah dari para
petani yang umumnya menyewa menjadikan usaha mereka sewaktu-waktu bisa berhenti
menanam tanaman hias.
Kunci Sukses
·
Akses kepada kelompok masyarakat
melalui tokoh masyarakat yang disegani dan berjiwa pionir.
·
Setelah program BIM disetujui dan
memperoleh dukungan, kunci penggerak BIM lebih banyak terletak pada generasi
muda yang relatif cepat mengadopsi teknologi baru serta haus akan informasi.
·
Project Manager yang dapat mendekati
masyarakat untuk menyampaikan pesan-pesan kepada masyarakat.
·
Melakukan kombinasi media internet dan
cetak untuk penyebaran informasi.
Rencana Kerja BIM Selanjutnya
a. Pengadaan
alat-alat lain terutama kamera digital dan scanner.
b. Pengaktifan
email dan penggunaan internet akan membuat BIM semakin kaya akan informasi
serta meluaskan jaringan.
c.
Promosi komoditi produk desa dengan
menggunakan media Buletin BIM diharapkan akan membantu masyarakat untuk
berpromosi dengan biaya yang relatif murah dan cara yang relatif mudah juga.
d.
Pengaktifan majalah dinding
disekolah-sekolah akan dilaksanakan dengan cara meminta guru dan murid yang
sudah ikut pelatihan dasar komputer untuk datang ke BIM dan membuat majalah
dinding.
e.
Pelatihan komputer lanjutan untuk
pengguna dan pengelola BIM supaya dapat mengoperasikan pembuatan website dan
berpromosi lewat internet dan email.
f.
Penambahan keanggotaan BIM. Memikirkan
suatu cara yang tepat untuk menciptakan keuntungan-keuntungan lebih yang bisa
ditawarkan apabila menjadi anggota BIM
g.
Membentuk atau mendirikan BIM-BIM lain
di daerah lain agar segera terbentuk komunitas BIM.
h.
Meminta dukungan pemerintah agar BIM
dapat diimplementasikan secara meluas sehingga dampaknya dapat cepat terasa.
i.
Memasukan unsur “radio komunitas” dalam
BIM.
Schedule
Implementasi BIM.
MONTH
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
Desk study calon lokasi BIM
|
||||||||
Perkenalan konsep BIM kepada
masyarakat
|
||||||||
Pemetaan unsur masyarakat
|
||||||||
Pembentukan panitia lokal
|
||||||||
Persiapan tempat BIM
|
||||||||
Persiapan perangkat keras
|
||||||||
Persiapan perangkat lunak dan
konten
|
||||||||
Uji coba penggunaan
|
||||||||
Peresmian BIM
|
||||||||
Draft Financial Plan Balai Informasi Masyarakat
|
|||||
Summary :
|
|||||
Investasi awal :
|
14,300.000
|
||||
INVESTASI
|
|||||
l
Hardware
|
Unit
Cost
|
Qty
|
Cost
|
Total
|
|
Komputer
|
3,500,000
|
1
|
3,000.000
|
||
Pentium
III/ 1 GHz
|
|||||
RAM
128 Mb
|
|||||
HDD
10 Gb
|
|||||
SVGA
Monitor
|
|||||
Multimedia
|
|||||
Windows
software
|
700,000
|
1
|
700,000
|
||
Pentium II/233 MMX (second hand)
|
2,000,000
|
2
|
4,000,000
|
||
Multimedia
|
|||||
SVGA Monitor
|
|||||
Perangkat LAN
|
500,000
|
1
|
500,000
|
||
Color
Printer
|
500.000
|
1
|
500.000
|
||
Canon
BJC 1000
|
|||||
Modem
56 Kbps (external)
|
350.000
|
1
|
350.000
|
||
Total
l
|
8,300.000
|
8,300.000
|
|||
ll Kantor
|
|||||
Sewa
tempat per tahun
|
1,000,000
|
1,000,000
|
|||
Dekorasi
tempat
|
500.000
|
500.000
|
|||
Total
ll
|
1,500.000
|
1,500.000
|
|||
lll Promosi
|
|||||
Acara
launching
|
1,000,000
|
||||
Brosur-brosur
|
100,000
|
||||
Penyuluhan
|
300,000
|
||||
Total
lll
|
1,400,000
|
1,400,000
|
|||
lV Biaya Operasional 3 Bulan Pertama
|
|||||
3
bulan pertama
|
700,000
|
3
|
2,100,000
|
||
Total
lV
|
2,100,000
|
2,100,000
|
|||
Lain-lain
|
1,000,000
|
1,000,000
|
|||
Investasi awal (l s/d lV)
|
14,300.000
|
||||
Biaya Operasional Bulanan
|
|||||
Manager
BIM
|
200,000
|
200,000
|
|||
Teknisi
|
125,000
|
125,000
|
|||
Akses
Internet (ISP)
|
100,000
|
100,000
|
|||
Telepon
|
75,000
|
75,000
|
|||
Listrik
+ air
|
75,000
|
75,000
|
|||
ATK
|
25,000
|
25,000
|
|||
Buletin
|
1000
|
100
eks
|
100,000
|
||
Total Biaya Operasional
|
700,000
|
/bulan
|
|||
Target
Pemasukan Bulanan
|
|||||
Asumsi
Perhitungan
|
|||||
Jumlah
terminal
|
3
|
||||
Waktu
buka (
|
8 jam
|
/hari
|
|||
Skenario pemasukan dari jasa BIM
|
|||||
Estimasi
jumlah pemakai anggota
|
20
|
||||
Iuran/anggota/bulan
|
10,000
|
/bulan
|
|||
Estimasi pemakai bukan anggota
|
20
|
/bulan
|
|||
Estimasi penambahan anggota
|
1
orang
|
/bulan
|
|||
Estimasi peningkatan jumlah pemakai
|
2
orang
|
/bulan
|
|||
Pemasukan per bulan (1) iuran anggota
|
200,000
|
/bulan
|
|||
Pemasukan
iklan di buletin
|
200,000
|
||||
Skenario Pemasukan dan Strategi
Penjualan
|
|||||
Sewa cetak printer (2)
|
135,000
|
/bulan
|
|||
cetak
gambar (warna)
|
2000/lembar
|
20
lbr
|
40,000
|
||
cetak
artikel
|
300/lembar
|
150
lbr
|
45,000
|
||
cetak
email
|
200/lembar
|
100
lbr
|
20,000
|
||
cetak
proposal penawaran produk
|
300/lembar
|
100
lbr
|
30,000
|
||
Jasa dan konsultasi (3)
|
290,000
|
/bulan
|
|||
pembelajaran
komputer
|
1,500
/jam
|
30
jam
|
45,000
|
||
pengetikan
dengan komputer
|
1000
/lembar
|
100
|
100,000
|
/bulan
|
|
pembuatan
website
|
|||||
konsultasi
game komputer
|
1500
/jam
|
10
jam
|
15,000
|
||
konsultasi
chatting dan browsing (online)
|
10,000
/jam
|
10
jam
|
100,000
|
||
konsultasi
tentang info pasar dan produk
|
1500
/jam
|
10
jam
|
15,000
|
||
konsultasi
akunting dan administrasi
|
1500
/jam
|
10
jam
|
15,000
|
||
Perkiraan Pemasukan Total (1 – 3)
|
825,000
|
/bulan
|
copy from :
http://kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-1/application/poverty-reduction/ICT-Indonesia/ebook-PanduanBIM/Studi%20Kasus%20-%20F.%20BIM,%20Indonesia.doc