Saya seorang pekerja di sebuah perusahaan textile di daerah
Padalarang. Saya bekerja sudah hampir 4 tahun. Saat ini saya menjabat sebagai
Staff IT dengan level Junior Staff. Tapi yang akan saya ceritakan bukan
pekerjaan saya ini melainkan pekerjaan sebelum saya bekerja di perusahaan saat
ini.
Saya lulus sekolah tahun 2008, dan ketika itu saya melamar ke
berbagai macam perusahaan yang bergerak di bidang IT, mulai dari supplier
hardware, software house dan provider internet. 3 kali interview sudah saya lewati
namun tidak ada yang lolos. 1 Minggu tepat sebelum saya wisuda saya mendapat
panggilan interview dari perusahaan provider internet dan inilah yang menjadi
tempat bekerja saya saat itu.
Tepat setelah wisuda saya mulai bekerja di perusahaan provider
internet tersebut. Jabatan saya masih sebagai technical support dengan jobdesk sebagai
teknisi bagian instalasi wireless ke pelanggan hal tersebut berlangsung selama
1 tahun. Tahun kedua saya dipindahkan ke bagian system dengan jabatan sebagai
heldesk system dengan jobdest menerima complain pelanggan dan perbaikan scara
system juga pengadaan konfigurasi server router pelanggan. Disitulah saya mulai
berkomunikasi langsung dengan atasan saya yang saya sebut bos yang bernama
Bapak Reza.
Awal bekerja di Helpdesk sunggu berat karena kita dituntut untuk
dapat menghandle customer dengan berbagai jenis karakter dan kita harus
menguasai materi tentang system networking sebagai langkah troubleshooting,
hingga ada istilah dilarang berkata “Tidak Tahu” jika ada customer yang
menanyakan tentang sistem. Helpdesk ini dipimpin oleh manager yaitu Bapak Reza.
Awal saya eskalasi dengan beliau sungguh susah karena beliau orang yang sangat
tegas dan tidak bertele-tele atau berbasa basi. Jika kita ingin menanyakan
sesuatu harus jelas apa masalahnya karena jika tidak bisa-bisa malah kita kena
marah beliau dan itu sangat sering terjadi. Jika beliau pernah memberi
informasi tentang suatu sistem maka beliau tidak akan mengajarkan untuk yang
keduakalinya, maka dari itu saya team helpdesk memiliki catatan seperti sekolah
dahulu yang berisi tentang materi. Dengan hal tersebut saya hampir menyerah dan
sudah merasa jenuh dengan lingkungan kerja karena susah sekali untuk menikmati
pekerjaannya jika ingin pergi kerja yang diingat adalah complainan pelanggan
yang sangat banyak dan pasti mereka telepon dengan marah-marah, belum lagi
sistem shift yang sangat melelahkan bahkan ketika tidurpun kadang kita
ditelepon oleh rekan helpdesk lain yang menanyakan tentang complain gangguan
yang terjadi ketika shift kita berlangsung.
Namun yang paling membuat tidak betah ialah sistem eskalasi atau
pengajaran manager yang membuat kita segan, takut, deg-degan, berlebihan dan
tidak nyaman. Cara beliau mengajarkan seperti yang sudah diceritakan sebelumnya
ialah pertama beliau hanya mengajarkan satu kali tanpa diulang. Ditambah lagi beliau
memerintahkan kita untuk membuat materi tentang apa yang diajarkan beliau
kedalam dokumen online (pbworks). Lalu kedua jika beliau memberi tugas untuk
mencoba sistem atau teknologi terbaru beliau hanya mennyampaikan nama sistemnya
saja lalu beliau menyuruh coba cari di google, lalu coba, jika ada masalah atau
error coba cari di google lalu coba lagi dan jika masih ada error coba dicopy
lalu sampaikan kepada beliau. Saya berfikir bagaimana kita mau menjalankan
sistem jika kita tidak diajarkan cara nya yang benar untuk menjalankannya. Dan
yang ketika saya diwajibkan menulis segala sesuatu yang saya lakukan sama
seperti diari lengkap beserta jamnya, lalu laporan tersebut dikirim via email
ke beliau setiap hari, dan juga dalam penulisan email saya harus formal
menggunakn dengan hormat, best regards, huruf besar kecilnya diperhatikan dan
titik serta komanya pun harus diperhatikan. Kadang saya sering berfikir kenpa
sistem yang berjalan begitu menyulitkan seharnya saya helpdesk diberi kemudahan
akses karena saya yang menfilter antara customer dan pihak office, jika saya
kesulitan dalam troubleshooting maka yang rugi pun ya kantor. Dan hal tersebut
berjalan selama bertahun-tahun, seiring dengan lamanya saya di helpdesk sayapun
menjadi terbiasa.
Tahun keempat saya putuskan pindah dari perusahaan tersebut ke
perusahaan saya sekarang ini, bukan karena sistem atasan yang membuat saya
tidak nyaman tetapi memang karena sistem shift yang tidak menunjang di kegiatan
perkuliahan saying saya ambil saat ini. Ketika saya mulai bekerja diperusahaan
sekarang ini saya langsung merasakan betapa mudah dengan jobdesk saya sekarang
ini dan tidak begitu sulit tidak seperti di perusahaan sebelumnya. Namun darisitu
saya baru menyadari bahwa Perushaan dan khususnya manager (bos) saya lah yang
telah memberikan saya banyak sekali pelajaran, dan pengalaman. Sistem yang
manager saya terapkan yang membuat saya tidak nyaman justru itulah yang sangat
besar sekali membawa perubahan bagi saya. Beliau mengajarkan saya bagaimana
untuk menjadi orang yang biasa memecahkan masalah sendiri tanpa harus selalu
meminta jwaban dari orang yaitu dengan sistem yang beliau ajarkan dengan selalu
googling coba googling dan coba kembali. Beliau mengajarkan saya untuk menjadi
orang yang sistematis dan perfectsionis yaitu dengan ajaran selalu memperhatikn
hal kecil dalam penulisan email, membuat suatu tutorial materi dan cara gaya
bahasa formal kepada customer dan yang paling besar ialah beliau mengajarkan saya
tentang disiplin waktu dengan sistem beliau yang mengajarkan untuk membuat
diary pekerjaan setiap yang kita kerjakan perjamnya. Oleh karena itu menurut
saya My Bos Not My Hero but He’s My Second Father karena beliau yang membentuk
karakter saya dalam pekerjaan sampai saat ini dan sangat berguna sekali dalam
pekerjaan yang saya terapkan. Mungkin beliau terkesan tegas bahkan menyebalkan
tapi itulah karakter cara beliau mengajarkan kepada saya. Saying ketika saya
pamitan dari tempat kerja yang lama, beliau sedang tidak masuk kerja jadi saya
hanya berpamitan lewat sms saja.
Sekali lagi Terimakasih Bapak Reza.